Jumat, 15 Maret 2013

Para Pengendali Naga


Judul : Para Pengendali Naga, Nyanyian Perang di Tanah Naga
Pengarang : Dhia Citrahayi
Penerbit : Leutikaprio
Tebal : 631 halaman
Harga : Rp 105.300
Genre : Fiksi Fantasi

Ini adalah novel karanganku yang terbit pertama. Sebetulnya, terbitnya sudah bulan januari lalu tetapi, baru bisa kuceritakan di bulan maret ini ^__^

Saat melihat sampul novel ini, apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian? Eragon? How to train your dragon? Atau hal lain? Dan, waktu ngelihat harganya, mungkin kalian bakal mengerutkan dahi sambil merutuk, 'gila..., mahal amir itu buku.'

=))

Kalau soal harga dan covernya, itu udah kupasrahin ke penerbitnya. Memang, penerbitnya penerbit indie si, tapi... novel ini sudah mempunyai ISBN juga, kok. *ngomong gini karena pernah dikomentarin, self-publish kok udah ada ISBN-nya? Kalau itu..., ya~ udah diserahin ke penerbitnya. :D *

Sebetulnya, aku lebih ingin cerita gimana perjalananku sampai buku ini terbit si. Terlepas kalian tertarik atau enggak untuk denger ceritanya. Yah..., sebelumnya, buku ini merupakan cerita yang sempat ku-post di kaskus. Awalnya, ceritanya berupa potong-potongan kejadian (kalau di kaskus emang sengaja potong ceritanya) yang terintregasi menjadi satu. (Cieh... ngomong terintegrasi juga :)) ).

Para Pengendali Naga, berkisah mengenai pergulatan orang-orang di sebuah Kerajaan bernama Avriedhas yang berseteru dengan Raja mereka demi sebuah perjanjian. Perjanjian yang begitu penting sampai mereka rela mengorbankan nyawa demi tetap tegaknya perjanjian itu. Sayangnya, nasib mereka kian lama kian terjepit karena idealisme mereka ditekan oleh kebutuhan mereka untuk makan dan minum. Bertahun-tahun mengalami penindasan, ada juga orang-orang yang tidak tahan sehingga berbalik mengkhianati kawan-kawannya. Sampai akhirnya, pada suatu ketika, salah satu pengendali naga maju dan diam-diam mulai melancarkan serangan balik pada Raja.

Pada ceritanya ini terdengar cukup menjanjikan? :))

Ketika aku mengambil tema mengenai perjanjian, hanya satu yang terpikir olehku yaitu, segitu gampangnya orang-orang di dekatku melanggar janji yang sudah mereka buat sendiri. *Cieh..., jadi ceritanya novel ini temanya sakit hati penulisnya sendiri? :p* Yah... setengah bener, setengahnya kagak. Kadang cuma sebel aja, janjinya jam segini datang, eh... gak taunya gak jadi pergi gara-gara alasan inilah-itulah. Keki iya, gonduk juga iya. Tapi..., sekarang malah ikut ketularan molornya juga =.=

Bagiku, para pengendali naga ini serasa teman yang mau berbagi suka-duka serta pemikirannya denganku. Kata orang, novel itu ibarat anak bagi penulisnya, ya... hampir mirip tapi aku lebih nganggepnya ke teman :D. Saat membuat karakter-karakter di sini, rasanya ingin sekali membuat karakter yang nyeleneh. Seperti misalnya, Zen Aster, salah satu Jendral Da'anrha yang menikah dengan seorang Janda beranak empat. Saking cinta matinya sama wanita yang namanya Kathalya, dia sampai bela-belain buat ngebunuh suami wanita ini. Ada juga Ian Aralefh Cavadros. Dia ini sebenarnya orang baik, sayangnya lemah. Walau termasuk salah satu anggota dewan Jendral, Ian tidak pernah bisa bebas menyuarakan pemikirannya di hadapan kawan-kawannya ataupun Raja. Ada juga tokoh lain seperti Lalita dan Tania. Dua tokoh perempuan yang ditunangkan paksa dan diharuskan menikah dengan pria pilihan keluarganya demi status serta kedudukan.

Hie..., lumayan banyak lho, tokoh-tokoh di novel ini :D

Dan, terus terang saja, kalian belum bisa mengambil inti cerita kalau cuma membaca 60-70 halaman pertama novel. Cerita baru dijelasin pelan-pelan dari tengah buku sampai akhir. Baru setelah itu, kalian bisa menarik kesimpulan dari cerita ini secara keseluruhan. *wuuu...(disoraki sama pembaca)*

*penulis yang baik harusnya 'kan memberi gebrakan di awal bagi pembaca supaya pembaca tertarik buat nuntasin itu buku?!!*

Hahaha, mungkin tulisan menggebrak yang ada dibayangan tiap pembaca berbeda dengan gebrakan dalam benak penulis. :hammer:

#eaaa, ntar kena omelan lagi *minggat*

- balik ke jalan yang benar -

Apa ceritanya bagus? Menarik?

Itu relatif. Tiap orang berbeda-beda menanggapinya. Di Goodreads, ada yang memberinya bintang 4 tetapi, ada juga yang ga segan memberinya bintang 2 karena nggak sanggup membaca semua cerita. Saia mah sebagai penulis tentu memberikan rate yang tinggi buat karya sendiri :D. Tapi, sebagai pembaca, tetap saja gak bisa ngasih rate buat karya sendiri. Bukan karena saya gak puas tetapi, saya tidak akan menemukan obyektifitas dalam subyektifitas saya.

Karena itu, saya memilih golput ngasih rate ke buku sendiri. :D

Buku ini dijual secara online di situs Leutikaprio. Ada juga bukunya yang kujual di toko buku pandora semarang, harganya lumayan turun dikit karena ada diskonan :p

Akhir kata, gak ada karya yang sempurna, yang ada adalah karya yang mendekati sempurna. Saat ini, saya sedang menulis novel lain untuk pembandingan cerita antara para pengendali Naga dan cerita tersebut. Well, doakan saya semoga saya bisa menyelesaikannya tepat waktu ya (^___^)

Insya Allah, setelah selesai menulis cerita baru itu, saya akan konsen lagi nulis sequel para pengendali Naga. E, tapi, keknya skripsi dulu yang bakal dikelarin :))

Selamat malam,

Dhia Citrahayi / Cahaya Senja



2 komentar: