Jumat, 22 Oktober 2010

catatan 8: demonstrasi

Hmmm..., sudah lama sekali saya tidak menulis kembali di blog ini. hehehe..., lebay. beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 20 oktober, terjadi demo di berbagai daerah. Pelaku demo sendiri tak lain adalah kawan-kawan saya yang tercinta (mahasiswa di berbagai daerah). Mereka menuntut mundurnya presiden SBY dan wakilnya Budiono karena dinilai gagal menyejahterakan Indonesia. Sungguh... menggelikan!

Sejujurnya, saya salut dan bangga juga karena masih ada para mahasiswa yang mau turun ke jalan untuk mengoarkan penderitaan rakyat. Namun, di sisi lain, saya juga merasa malu atas sikap mereka yang kadang-kadang anarkis dan mau menang sendiri alias egois. Bagaimana tidak? Mereka mengoarkan penderitaan rakyat miskin tetapi mereka juga merusak sarana dan fasilitas umum juga termasuk mobil dinas. Hayooo..., sekarang jawab, fasilitas umum itu dibuat dengan uang siapa? Jelas! Uang rakyat! Lha mobil dinas, belinya pake apa? Nggak mungkin daun, dong. Jelas! Uang rakyat juga!

Nah, lho..., kalau kayak gitu, untuk apa kalian demo hanya untuk merusak dan menghambur-hamburkan uang yang diperoleh rakyat miskin secara susah-payah? Saya akan ambil contoh di sini adalah mahasiswa dari makassar -karena mereka yang paling sering demo anarkis-. Saya merasa malu, jika mempunyai kawan mahasiswa seperti mereka, dalam pengertian, mereka adalah mahasiswa, orang-orang yang terdidik dan terpelajar. Lha kok demonya serampangan kayak preman pasar begitu? Apa itu pantas disebut mahasiswa yang merupakan ujung tombak pembangungan bangsa berikutnya?

Justru..., dengan cara mereka berdemo seperti itu, masyarakat tidak akan simpati dan malah menganggap mereka sebagai perusuh. Ayolah..., kalian merupakan mahasiswa. Pasti punya cara-cara etis untuk mengungkapkan kekesalan kalian terhadap pemerintah atas kinerjanya. Kalian bukan preman pasar yang isinya cuma nakut-nakuti orang dan malak orang melulu. Kalian merupakan kaum terpelajar! Cendikiawan masa depan! Mau dibawa ke mana bangsa ini kalau kalian sebagai orang terpelajar ikut-ikutan bertindak seperti orang tidak pernah sekolah?!

Malulah pada diri kalian sendiri! Malulah pada orangtua kalian yang sudah menyekolahkan kalian mahal-mahal! Kalian dipersiapkan untuk jadi pedang yang kuat, bukan hanya sekedar pedang-pedangan yang bisa melukai orang! Dan lagi..., yang bisa merubah nasib bangsa kita cuma kita sendiri, bangsa yang tinggal di bumi pertiwi ini.

salam kedamaian
-cahaya senja-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar