Sabtu, 23 Oktober 2010

episode 7: Lilin-lilin pustaka

Gerah nian hari ini. Tak kujumpai satupun hal yang bisa membuat rasa panas ini menjadi dingin. Lelah dan kesal karena cuaca ini, kututup mata di bawah pohon rindang besar yang ada di ujung taman. Ahh..., sejuk. Semilir angin berhembus melewati celah-celah ranting pohon yang terlihat rapuh tetapi kuat. Hemm..., rasanya begitu damai dan menenangkang. Bersandar pada sesuatu yang kokoh, menikmati kesejukan di antara sengatan sinar matahari.

Kubuka kedua mataku dan kutatap langit biru yang sesekali terhalang oleh kapas-kapas putih nan cantik. Hatiku bergumam pelan. Semuanya... terlihat indah dan menarik, ketika cahaya memantulkan sinar-sinarnya ke sekeliling benda hingga mata bisa melihat dengan jelas bentuk-bentuk benda tersebut (ehm..., itu ada di pelajaran biologi deh, kayake...). Namun, ketika malam datang, kepekatan akan kegelapan membuat semua hal yang indah ini terlihat samar, buram, bahkan terkesan jelek. Tetapi..., Tuhan tetap menganugerahi malam dengan sinar rembulannya yang lembut, sinar yang dipantulkan dari sinar matahari. Sinar yang cukup menerangi tetapi tidak membuat makhlukNya merasa gerah.

Seperti halnya siang dan malam, kebodohan dengan ilmu pun berkaitan satu sama lain. Hal yang menjadi musuh utama yaitu kebodohan diperangi oleh ilmu. Bak kegelapan dilawan oleh cahaya. Hal yang akan terus ada di muka bumi ini. Kejadian yang selalu berulang sampai hari akhir datang. Namun, sungguh sedih sekali melihat terkadang orang menyepelekan hal ini dan cenderung mengejar keuntungan semata. Ilmu..., dimanakah kau sekarang ini??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar