Kamis, 28 Oktober 2010

Sayap-sayap harapan

Seorang gadis cilik berpakaian usang menengadahkan kedua tangan kecilnya di pinggir jalan. Dengan muka berdebu dan tubuh ringkihnya yang mungil, ia berjalan dari satu orang menuju ke orang lain, meminta sedikit belas kasihan dari sekelilingnya. Namun, apa daya, sedikit sekali orang yang mengulurkan tangannya untuk memberikan sekoin receh padanya.

Gadis cilik itu tertunduk lesu di tepi trotoar. Uang yang ada ditangannya sangat sedikit hingga membuat hatinya gelisah. Anak itu takut, jika ketika pulang nanti, sang Ibu akan memarahinya karena uang yang ia bawa kurang. Wajahnya menyiratkan kebingungan dalam hatinya. Gadis kecil itu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Rasanya hatinya tercabik-cabik jika mengingat pukulan atau makian kedua Orangtua yang sudah membuatnya lahir ke muka bumi ini. Air matanya berlinang di kedua bola matanya yang hitam. Tubuh kecilnya gemetar ketakutan.

Anak itu mengelap air matanya yang jatuh dengan lengan kaos usangnya. Ia berdiri dari tempatnya duduk dan kembali mengemis di sekitar jalanan yang padat dengan orang-orang dewasa. Sesekali, anak itu melirik iri beberapa anak kecil yang sedang jajan sehabis pulang sekolah. Dirinya memandang kagum anak-anak berseragam itu dan merutuki dirinya sendiri yang tidak punya pengetahuan apa-apa selain mengemis. Tawa-canda anak-anak berseragam itu membuat dirinya semakin minder. Harga dirinya jatuh sedalam-dalamnya. Kedua tangannya yang semula terangkat kembali turun dan tertelungkup. Diurungkan niatnya untuk meminta-minta.

Hatinya berbisik sedih. Mengapa mereka bisa bersekolah sementara dirinya tidak? Mengapa mereka bisa membaca sedangkan dirinya tidak? Kenapa dirinya harus mengemis seperti ini? Apa yang membuat kedua Orangtuanya tidak mau menyekolahkannya? Batinnya berkecamuk hebat. Bukan keinginannya untuk lahir dari keluarga miskin yang kasar seperti ini. Bukan keinginannya untuk mempunyai kedua Orangtua yang pemarah dan sering memaki dirinya ini...?! Bukan keinginannya pula untuk menjadi pengemis dan ditertawai oleh banyak orang...!!

Anak itu terisak pelan ditengah hiruk-pikuk keramaian jalan yang padat. Air matanya menetes satu demi satu di kedua pipi mungilnya yang kotor. Ia ingin bersekolah. Ia cuma ingin bersekolah...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar